Mengenali Musuh dalam Selimut di Sekitar Anda (Bagian 2)

Anda telah membaca artikel Mengenali Musuh Dalam Selimut (Bagian 1). Sekarang, pada bagian kedua ini, kita akan melanjutkan pembahasan mengenai ciri-ciri selanjutnya dari musuh dalam selimut di sekitar Anda.

CIRI 3: Musuh Dalam Selimut Akan Marah Apabila Anda Menolak Menceritakan Urusan Pribadi Anda.

Pada saat Anda menolak untuk menceritakan perihal kehidupan pribadi, urusan pribadi, dan rencana hidup Anda, maka ia menjadi marah. Ia akan menganggap Anda tidak setia kawan atau tidak menghargainya karena tidak mau berbagi cerita kehidupan pribadi. Perlu Anda ketahui bahwa teman, sahabat, dan sanak kerabat yang berhati tulus akan senantiasa menghormati apa pun keputusan Anda. Kalau Anda tidak mau berbagi, ia akan menghormati itu. Ia tidak akan marah dan pergi menjauh hanya karena Anda tidak mau berbagi keluh kesah, rencana hidup, atau cerita hidup dengannya.

Sebaliknya, orang yang menjadi marah ketika Anda menolak berbagi cerita tentang kehidupan pribadi atau rencana hidup hanyalah orang egois yang tidak menghormati ranah privasi Anda. Baginya, ia berhak tahu urusan pribadi dan rencana hidup Anda karena ia dekat dengan Anda. Ia tidak menghargai hak asasi Anda sebagai person yang memiliki ranah privasi. Ia tidak menghormati hak asasi Anda sebagai manusia yang berhak mengambil keputusan untuk diri sendiri, dan berhak memilih apa pun untuk dirinya sendiri, termasuk memilih berbagi informasi atau tidak. Ia tidak tahu bagaimana cara menghormati dan menghargai hak asasi orang lain.

Namun, kalau ia sebenarnya tahu batas-batas privasi orang lain, tetapi tetap memilih bersikap ingin tahu urusan pribadi Anda dan menjadi marah ketika tidak mendapatkan informasi tersebut, maka ini menjadi salah satu tanda bahwa ia adalah “si musuh dalam selimut”. Mengapa musuh dalam selimut itu menjadi marah ketika Anda menolak menceritakan urusan pribadi Anda? Sebab, ia tidak akan dapat memetakan langkah Anda sehingga kesulitan untuk mengira-ngira keinginan, cita-cita, dan rencana hidup Anda. Ia marah karena khawatir kalau-kalau Anda sedang merencanakan kemajuan hidup yang lebih baik dari dirinya. Ia marah karena takut dengan berbagai kemungkinan kemajuan hidup Anda. Ia marah karena ia tidak tahu masalah, sehingga tidak bisa mengambil langkah antisipasi untuk mencegah Anda mengambil sebuah langkah dan kesempatan baik. Ia marah karena tidak tahu, sehingga tidak bisa memberi saran yang menjerumuskan.

Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah kalian dari perilaku berprasangka buruk karena prasangka buruk itu adalah sedusta-dustanya ucapan. Janganlah pula kalian saling mencari berita-berita kejelekan orang lain, saling mematai-matai, dengki-mendengki, belakang-membelakangi, dan benci-membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari Muslim)

CIRI 4: Musuh Dalam Selimut Bersikap Meremehkan dan Tidak Mau Mengakui Kemampuan Anda.

Ketika tahu bahwa Anda berprestasi atau memiliki suatu kemampuan lebih dalam bidang tertentu, golongan musuh dalam selimut biasanya akan bersikap meremehkan. Ia tidak akan mau mengakui kemampuan Anda, walaupun orang lain mengakui kemampuan dan keahlian Anda. Silakan baca: Ciri Orang yang Sombong (Takabur).

Contohnya, Anda mahir melukis dan sudah memenangkan berbagai perhargaan kompetisi melukis, baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan, karena prestasi itu Anda ditawari untuk mengambil kuliah seni rupa di salah satu universitas bergengsi di Perancis. Akan tetapi, prestasi Anda yang sudah diakui di dunia seni lukis itu bagi musuh dalam selimut akan terlihat seperti sebutir debu yang mengganggu dirinya. Ia akan merendahkan pencapaian Anda dengan tujuan untuk mematahkan semangat Anda, misalnya dengan kalimat, “Aku punya kenalan yang juga pelukis lho, namanya X. Dia tidak pernah ikut-ikutan kompetisi seperti kamu, tetapi hasil karyanya banyak dibeli kolektor. Mahal lagi harganya. Itu karena lukisannya bagus-bagus banget.” Padahal, Anda tidak pernah mendengar nama si X itu dalam komunitas pelukis profesional yang Anda ketahui. Kalau Anda menemukan orang yang bereaksi negatif seperti itu terhadap prestasi dan kelebihan orang lain, itu artinya Anda sudah bertemu dengan golongan yang dinamakan “musuh dalam selimut”.

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang bertanya, “Bagaimana dengan seseorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau SAW menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim)

CIRI 5: Apabila Mengetahui Kabar Prestasi atau Kemajuan Hidup Anda, Musuh Dalam Selimut Akan Menutup Mata Telinga dan Mengunci Mulut Rapat-rapat.  Sebaliknya, apabila mengetahui kabar kegagalan atau kejelekan Anda, ia segera membuka mata dan telinga lebar-lebar, kemudian membuka mulutnya lebar-lebar pula untuk menyiarkan kabar tersebut.

Contohnya, Anda diterima menjadi pilot di sebuah maskapai plat merah nasional. Orang tua, saudara kandung, dan sahabat Anda ikut bergembira dengan pencapaian Anda. Akan tetapi, golongan musuh dalam selimut akan tutup telinga dan tutup mata, seolah-olah mereka tidak mengetahuinya walaupun mereka ada di sekitar Anda. Kalaupun mereka berkomentar, maka komentar itu adalah komentar pura-pura tidak tahu, misalnya, “Katanya kamu seorang pilot ya, tapi aku kok tidak pernah melihatmu pakai seragam pilot.” Anda pasti langsung ingin tertawa mendengar komentarnya. Sudah barang tentu Anda tidak akan memakai seragam pilot sekadar untuk berjalan-jalan hilir mudik di sekitar rumah Anda atau di depan rumahnya agar dia tahu kalau Anda seorang pilot, ’kan?

Contoh lain, Anda sudah lama berkarir sebagai seorang pelukis profesional. Anda pun bisa hidup berkecukupan bahkan berlebih dari profesi Anda sebagai pelukis. Akan tetapi, musuh dalam selimut akan senantiasa menemukan cara untuk mengekspresikan ketidaksukaannya atas keberhasilan karir Anda. Misalnya dengan berkata, “Katanya kamu ini pelukis ya, kok aku tidak pernah melihatmu melukis? Emang kamu bisa melukis beneran ya? Bagus atau tidak lukisan kamu?” Padahal, pada kenyataan ia lah yang selalu menolak dan menghindar kalau diajak berkunjung ke studio lukis Anda. Ia tidak pernah menghadiri pameran lukisan Anda. Ia pun tidak mau melihat-lihat lukisan yang ada di rumah Anda. Tentu saja dia tidak tahu atau tepatnya tidak ingin tahu kalau itu menyangkut kelebihan dan prestasi seseorang. Anda juga tidak perlu membawa-bawa kanvas ke rumahnya sekadar untuk menunjukkan bahwa Anda bisa melukis. Itu tidak perlu dan tidak penting, karena yang penting adalah Anda tahu bahwa Anda sedang berhadapan dengan si “musuh dalam selimut”.

Catatan: Musuh dalam selimut itu selalu tutup mata telinga, dan mengunci mulut rapat-rapat atas keberhasilan, prestasi, dan kelebihan orang lain. Ia akan berusaha semampunya agar berita keberhasilan, prestasi, dan kelebihan orang lain itu tidak tersebar. Sebaliknya, musuh dalam selimut akan membuka mata dan telinga lebar-lebar begitu mengetahui kegagalan, kelemahan, dan kekurangan orang lain, kemudian segera membuka lebar-lebar pula mulutnya untuk menyiarkan berita kegagalan, kelemahan, dan kekurangan orang lain itu.

CIRI 6: Di Depan Anda Ia Bersikap Baik, Tetapi di Belakang Anda Ia Memprovokasi Orang Lain Agar Membenci Anda dengan Cara Menjelek-jelekkan Anda.

Musuh dalam selimut biasanya menunjukkan sikap netral seakan tidak ada apa-apa saat di hadapan Anda. Akan tetapi, kenyataan sesungguhnya tidaklah seperti itu. Musuh dalam selimut tidak ingin orang lain bersimpati dan menyukai Anda. Ia ingin agar orang lain membenci dan memusuhi Anda sebagaimana dirinya merasa benci dan memusuhi Anda di dalam hatinya. Oleh karena itulah, ia rajin sekali menjelek-jelekkan Anda di hadapan orang lain agar orang lain itu tidak menyukai Anda.

Musuh dalam selimut akan berusaha semampunya dengan segala cara untuk bisa membuat Anda terlihat buruk di mata orang lain. Ia akan mencounter segala pembicaraan yang menyangkut kelebihan Anda. Ia hanya akan membicarakan keburukan Anda untuk menghasut orang lain agar membenci Anda. Kalau itu belum cukup membuat orang lain membenci Anda, maka ia akan memfitnah Anda, sehingga orang lain yang semula bersikap netral kepada Anda jadi membenci Anda.

Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.” (Q.S. Ali Imran: 118)

Hadzaifah ra. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka menghasut.” (HR. Muslim)

Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengarkan berita rahasia orang lain).” (HR. Bukhari)

Allah SWT berfirman: “Semua kejahatan itu sangat dibenci di sisi Tuhanmu.” (Q.S. Al-Isra’: 38)

Akan tetapi, Anda tidak perlu risau, juga tidak perlu menanggapinya karena lama kelamaan kekuatan fitnah itu akan memudar dan hilang, berganti dengan kebenaran yang akan muncul. Anda tidak boleh terpengaruh oleh kelakuan golongan musuh dalam selimut yang sudah tentu berhati jahat dan culas itu. Anda tidak perlu meladeni golongan manusia seperti itu. Kesal boleh, itu manusiawi, tetapi tidak boleh berlarut-larut. Segera ubahlah energi rasa kesal itu menjadi tambahan bahan bakar semangat untuk meraih target-target Anda. Anda harus segera berfokus kembali untuk meraih target-target hidup Anda.

Waktu hidup di dunia ini begitu singkat dan tidak bisa diputarbalikkan. Manfaatkan sebaik mungkin untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan membahagiakan bagi Anda. Jangan pernah sekali pun memberi ruang bagi “kesia-siaan” (baca: menanggapi fitnah dan omongan jelek orang) ikut menjadi pengisi waktu hidup Anda. Sekali lagi, seiring berjalannya waktu, kekuatan fitnah itu akan pudar dengan sendirinya. Demikian pula, omongan jelek orang itu akan ada masanya untuk berhenti entah dengan sebab apa, hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan hanya Allah sajalah yang Maha Kuasa untuk menghentikannya dengan cara-Nya.

Allah SWT berfirman: “karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu.” (Q.S. Fathir: 43)

ADANYA MUSUH DALAM SELIMUT MEMBUAT ANDA MENSYUKURI NIKMAT ALLAH YANG MENJADIKAN ANDA MEMILIKI JIWA YANG BAIK, TIDAK SEPERTI JIWA DAN HATI BERKUALITAS BURUK MILIK MUSUH DALAM SELIMUT. ITU ADALAH SUATU KARUNIA BESAR.

Di sisi lain, sebenarnya musuh-musuh dalam selimut itu juga menjadi salah satu faktor pembuka mata hati mengenai rasa syukur. Anda akan merasa sangat bersyukur bahwa Allah SWT tidak menjadikan Anda berhati jahat dan culas seperti hati musuh dalam selimut itu. Anda juga akan merasa sangat beruntung diciptakan sebagai manusia dengan hati yang baik dan tidak menzalimi orang lain. Itu sudah merupakan suatu karunia besar yang patut untuk disyukuri.

Rasulullah SAW bersabda: “Muslim sejati adalah tidak pernah menggunakan lisan dan tangannya untuk menyakiti sesama muslim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

CARA MENGHADAPI MUSUH DALAM SELIMUT

Menghadapi musuh dalam selimut sebenarnya sederhana karena kuncinya terletak hanya pada dua masalah yang Anda ciptakan sendiri. Pertama, kesediaan Anda membina kedekatan hubungan. Semakin dekat hubungan dan semakin Anda membuka diri untuk mempererat hubungan dengannya, semakin mudah pula bagi musuh dalam selimut itu untuk melakukan perbuatan jahat dan culasnya., Kedua, tingkat kesediaan Anda mau memberi (berbagi) informasi. Semakin banyak Anda berbicara tentang diri dan kehidupan Anda, itu artinya semakin banyak bahan informasi tentang diri dan kehidupan Anda. Itu akan digunakan oleh musuh dalam selimut untuk membaca dan menganalisis diri Anda, memetakan kelebihan dan kelemahan Anda, kemudian akan digunakannya secara licik dan culas untuk menzalimi Anda. Oleh karena itu, cara paling mudah dalam menghadapi musuh dalam selimut adalah dengan menjaga jarak sebisa mungkin dengan golongan tersebut, hindari berteman atau bersahabat dengan golongan itu, jangan pernah sekali pun curhat dengan golongan itu, dan jangan pernah berbagi cerita tentang diri, kehidupan, rencana hidup, duka, kebahagiaan atau apa pun itu dengan golongan musuh dalam selimut. Intinya, menjauhlah dari golongan ini semampu Anda. Sebagai tambahan, cara menghadapi musuh dalam selimut  sebenarnya sama dengan cara menghadapi tukang kepo, tukang usil, dan tukang fitnah. Silakan baca: Tips Menghadapi Tukang Kepo, Tips Menghadapi Tukang Usil, Tips Menghadapi Teman yang Suka Menjegal Langkah Anda, dan Tips Menghadapi Tukang Fitnah.

Semoga enam ciri yang telah dibahas dalam dua artikel bersambung ini dapat membantu Anda mengenali dan menjauh dari musuh dalam selimut di sekitar Anda. (TAMAT)

Visits: 3933

Leave a Reply