Tujuh Macam Gaya Pendekatan yang Sering Dipraktekkan
Gaya Pendekatan 1: Jasa Mak Comblang

Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam urusan hati, peran mak comblang seringkali tidak bisa diabaikan. Mak comblang juga seringkali berjasa besar dalam memuluskan jalan memenangkan hati calon pasangan. Memang, tidak setiap orang menggunakan jasa mak comblang untuk memperlancar urusan hati mereka. Terutama apabila seseorang itu benar-benar sudah yakin dengan jawaban sang idaman hati, maka peran mak comblang memang sudah tidak begitu dibutuhkan lagi. Tetapi, bagi yang masih benar-benar meraba-raba alias tidak yakin akan seperti apa respon sang idaman hati, memakai jasa mak comblang untuk memperlancar urusan hatinya adalah gaya pendekatan yang sering dipilih.

Ada banyak alasan mengapa seseorang itu menggunakan mak comblang. Salah satunya sekaligus alasan yang paling umum adalah untuk menggali informasi sedalam-dalamnya dan sedetail-detailnya mengenai jati diri dan perasaan sang idaman hati. Nah, untuk urusan pencarian informasi ini, biasanya yang sering dimanfaatkan untuk menjadi mak comblang adalah orang-orang terdekat sang idaman hati, misalnya teman-teman, sahabat, atau mungkin juga keluarganya.

Jadi, jangan keburu ge-er dulu kalau tiba-tiba ada seseorang yang sangat intens mendekati, kemudian menunjukkan minat yang besar terhadap orang-orang di lingkungan pergaulan Anda. Dia terlihat seakan-akan sangat tertarik kepada Anda. Bisa jadi, dia memang tertarik, tetapi tertarik dengan orang dekat Anda. Mungkin saja dia sedang mengincar adik, kakak, sahabat, atau teman Anda, dan berharap mendapatkan banyak informasi tentang mereka dari Anda. Anda ‘kan sebagai orang dekatnya.

Informasi yang diharapkan dari mak comblang biasanya ada tiga, yaitu informasi mengenai perasaan sang idaman hati, apakah punya perasaan yang sama atau tidak. Kedua, adalah informasi mengenai latar belakang sang idaman hati, misalnya, bagaimana keluarganya, statusnya, pendidikannya, kebiasaannya, kesukaannya, dan lain sebagainya. Ketiga, informasi apakah saat ini sang idaman hati sedang berpikir untuk mencari pendamping atau tidak. Sebab, jangan salah, meskipun sang idaman hati itu juga memiliki perasaan yang sama dengan Anda, artinya dia juga menyukai Anda, tetapi kalau prioritas hidupnya masih pada hal lain dan belum pada tahap ingin membina hubungan serius atau belum memiliki niat untuk berkomitmen, maka bisa jadi dia akan menolak Anda.

Berikutnya, alasan lain orang menggunakan mak comblang adalah karena dia pemalu berat! Jangankan mengajak berbincang-bincang, mau menyapa atau sekedar mengucapkan salam saja bibirnya sudah terkunci, kakinya sudah gemetaran saking groginya. Apalagi untuk sampai ke tahap menyatakan perasaan dan maksudnya, jauh panggang dari api. Istilahnya, mau sampai lebaran kuda pun Anda menunggu si pemalu berat ini menyatakan perasaannya, dia tidak akan berani mengutarakan perasaannya kepada Anda. Nah, golongan pemalu berat seperti ini biasanya mengandalkan mak comblangnya 100%, mulai dari urusan mencari informasi sampai urusan menyampaikan isi hati terpendamnya.

Tanda-tanda kalau si mak comblang ini sedang menangani seorang klien pemalu berat adalah si mak comblang ini akan mengatakan kepada Anda, “Eh, dapat salam dari si Rambo.”, atau “Memangnya, kamu tidak perhatikan ya, si Rambo itu ‘kan sepertinya ada hati sama kamu!”, dan sejenisnya. Tetapi anehnya, kalau dia bertemu dengan Anda, sikapnya terlihat acuh tak acuh atau cuek bebek. Hal ini bisa membuat Anda bertanya-tanya. “Benar tidak ya dia suka sama saya? Kata si comblang dia ada hati, tapi kok pas ketemu cueknya setengah mati.” Bila Anda menjumpai kejadian jenis seperti itu, bisa jadi Anda sedang disukai oleh si tipe pemalu berat.

Yang perlu diwaspadai !

 Ibarat  tim sukses, mak comblang akan senantiasa berusaha membuat kliennya tampak bagus di mata Anda. Jadi, Anda perlu waspada terhadap mak comblang karena apa yang disampaikan dan diceritakannya kepada Anda belum tentu sesuai dengan kenyataan. Kadang-kadang si mak comblang ini bisa mendramatisir cerita dan gambaran tentang sang klien sehingga sang klien terkesan sebagai seorang yang baik dan sempurna. Yang jelas, yang namanya mak comblang, pasti akan berusaha mati-matian menyembunyikan kejelekan kliennya, sehingga Anda hanya melihat yang bagus-bagusnya saja.

 Hati-hati, kalau si mak comblang itu mengambil setting cerita berlatar deraian air mata karena kliennya selalu mengalami nasib sial akibat dikhianati pasangannya terdahulu padahal dia baik, dan sebagainya. Anda harus tetap waspada. Pasang kedua telinga selebar-lebarnya dan dengarkan masukan dari berbagai pihak, kalau perlu cari tahu sendiri. Intinya, jangan pernah percaya 100% kepada mak comblang!

 Hal lain yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan bahwa karena terlalu seringnya bertemu, berbincang-bincang, dan meminta saran dari mak comblang, malah si mak comblang itu yang jatuh hati kepada Anda, atau sebaliknya, Anda sendiri yang jatuh hati dengan si mak comblang.
Gaya Pendekatan 2: Trik Film Bollywood

Anda pasti sudah familiar dengan aksi khas aktor dan aktris Bollywood di India sana ketika akan berkenalan dengan tambatan hatinya di dalam sebuah film? Adegan 1, berlari-lari  tidak lihat kiri kanan, kemudian menabrak lawan mainnya, lalu sang aktor menangkap sang aktris agar tidak jatuh, kemudian berpandang-pandangan. Setelah itu tersipu-sipu malu, kemudian berkenalan.

Adegan 2, terburu-buru kemudian menyenggol lawan mainnya. Setelah itu barang bawaannya jatuh. Kemudian si lawan main membantu memungutkan barang-barang yang berjatuhan. Kalau mau lebih dramatis lagi, pada saat memungut barang, kedua tangan saling bersentuhan, lalu tatapan bertemu. Kalau masih juga ingin ditambah efek yang lebih dramatis lagi, biasanya disertai dengan rambut sang aktris yang berkibar-kibar tertiup angin, kemudian mampir ke wajah sang aktor. Kemudian jantung pun mulai berdegup kencang pertanda alarm cinta sudah berbunyi. Setelah itu, tersipu-sipu malu, seraya berkenalan. Kira-kira kedua adegan tadi sudah cukup untuk mewakili gaya perkenalan romantis ala Bollywood. Intinya, adegan itu memang terlihat romantis dan cocok untuk kehidupan dalam film.

Tetapi gaya pendekatan ini tidak untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Kenapa? Karena Anda tidak akan pernah tahu seperti apa reaksi sang idaman hati dengan adegan perkenalan romantis yang Anda praktekkan berdasarkan skenario ala Bollywood itu. Beruntung kalau adegan yang Anda rancang berjalan sesuai dengan rencana seperti yang selalu terjadi dalam film-film romantis Bollywood itu. Lha kalau tidak!?

Misalnya, Anda meniru adegan 1. Ternyata, dia tidak memperhatikan Anda. Maka, yang terjadi adalah Anda bisa terluka karena jatuh. Atau yang lebih gawat, kalau si dia yang jatuh dan membentur sesuatu kemudian terluka, pendekatan Anda bisa gagal total. Atau kalau ternyata dia tipe pemarah, bisa-bisa dia langsung menghardik Anda dengan kata-kata, “Kalau jalan lihat-lihat dong!”. Pedas bukan!? Akhir cerita, bukan kisah romantis dan keberhasilan perkenalan yang Anda dapatkan, tetapi rasa sakit hati dan terluka.

Kalau Anda memang terinspirasi oleh adegan perkenalan romantis ala Bollywood, cukup tekankan saja pada temanya, yaitu ketidaksengajaan. Jadi, Anda bisa menciptakan adegan bertema ketidaksengajaan versi Anda sendiri, yang tidak terkesan memaksa. Misalnya, Anda melihatnya sedang berada di sebuah perpustakaan yang ramai. Sedangkan secara kebetulan satu-satunya tempat duduk kosong adalah yang berada di mejanya. Anda dapat duduk di tempat duduk kosong itu, tentunya dengan terlebih dahulu meminta izin dengan sopan untuk ikut duduk di situ. Kemukakan alasan Anda, misalnya, “Maaf, boleh saya ikut duduk di sini? Saya sudah berusaha mencari meja lain yang kosong, tetapi sepertinya hanya meja ini yang masih menyisakan tempat duduk kosong. Apa Anda tidak keberatan saya ikut duduk di sini?”. Kalau dia mengizinkan Anda duduk di mejanya, jangan lupa ucapkan terima kasih, lalu duduklah dengan sopan. Karena, walaupun meja dan kursi di perpustakaan itu milik umum, tetapi dialah orang yang lebih dahulu ada di sana. Siapa tahu pula, dia sedang ingin menikmati duduk seorang diri dan tidak ingin konsentrasinya terganggu. Kalau situasinya memang demikian ramai, pasti dia tidak akan menolaknya, karena dia juga pasti tahu bahwa hanya kursi di mejanya yang masih kosong. Anda pun bisa memulai perkenalan atau obrolan singkat yang sopan kalau kelihatannya dia sedang santai. Kalau dia sedang serius, ya tunggu saja sampai dia selesai dengan bacaannya sehingga dia tidak merasa terganggu dengan kehadiran Anda. Anda ‘kan juga bisa membaca atau menyelesaikan pekerjaan Anda lainnya, misalnya mengetik, sambil menunggunya selesai dengan bacaannya. Cara-cara seperti itu jauh lebih sopan, alami, dan tidak memaksa.

Gaya Pendekatan 3: Si Jahil

Sikapnya luar biasa mengesalkan dan menjengkelkan. Tidak ada waktu yang dilewatkannya tanpa menjahili Anda sampai membuat Anda benar-benar marah dan kesal luar biasa. Sikapnya ini ada alasannya. Dia ingin mendapatkan perhatian Anda, tetapi dia belum memiliki keberanian yang cukup untuk memberitahukan perasaannya kepada Anda. Jadi, satu-satunya jalan agar Anda memperhatikannya adalah dengan cara menjahili Anda.

Jadi, kalau Anda menjumpai tipe orang yang selalu berkelakuan menjengkelkan seperti ini kepada Anda. Tetapi di sisi lain, pada saat Anda sedang kesusahan, dia selalu tampak berusaha membantu semampunya atau menjadi orang pertama yang selalu ada untuk membantu Anda. Berarti, dia adalah si jahil yang jatuh hati kepada Anda.

Gaya Pendekatan 4: Si Kolokan

Percaya atau tidak, gaya pendekatan seperti ini masih sering dipakai. Pernahkah Anda perhatikan bagaimana perilaku anak kecil ketika sedang marah, kesal, sedih, dan ketika hendak minta sesuatu? Cemberut, me-monyong-kan bibir, menjulurkan lidah, memelototkan mata, menarik-narik tangan, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana perasaan Anda melihat tingkah laku si kecil ini? Marah, jelas tidak. Gemas, pastinya. Begitulah kira-kira sasaran si kolokan ini dalam mendekati Anda. Dia ingin membuat Anda merasa gemas. Sehingga Anda jadi susah untuk marah atau kesal  Sehingga dengan begitu dia dapat menarik perhatian Anda.

Gaya pendekatan seperti ini memang bisa digunakan, tetapi biasanya terbatas apabila seseorang itu sudah sangat akrab dengan sang idaman hati. Tetapi, ketika gaya ini dipakai pada seseorang yang belum terlalu dikenal secara dekat, maka keadaannya tidak akan seperti yang diharapkan. Si kolokan akan dianggap sebagai seorang yang manja, tidak dewasa, dan tidak asyik. Bisa-bisa sang idaman hati akan langsung kehilangan minat dan kabur jauh-jauh sebelum sempat mengenal si kolokan itu lebih dekat.

Demikian pula apabila seseorang itu terlalu sering mempraktekkan gaya ini. Lama-kelamaan sang idaman hati akan bosan dan menilai si kolokan sebagai pribadi yang belum matang. Sehingga kalaupun dia masih bersedia berinteraksi, dia akan lebih senang menganggap si kolokan itu sebagai adiknya.

Gaya Pendekatan 5: Jinak-jinak Merpati

Karakter gaya ini sudah jelas. Biasanya si jinak-jinak merpati ini menunjukkan sinyal-sinyal ketertarikannya dengan cara gemar mencuri-curi pandang, sering tertangkap basah sedang menatap Anda, suka mengirim salam kepada Anda lewat teman-temannya, tersenyum setiap kali berpapasan dengan Anda, dan lain sebagainya. Tetapi, ketika Anda berusaha mendekatinya, dia justru menjauh dan bersikap seakan-akan tidak tertarik kepada Anda. Ketika Anda berhenti mendekatinya, dia akan kembali memberikan sinyal-sinyal ketertarikannya. Ketika Anda tertarik dan berusaha mendekatinya lagi, dia juga segera kabur lagi, menjaga jarak dengan Anda tetapi tetap mengirimkan sinyal-sinyal ketertarikannya kepada Anda dari jarak jauh. Begitu seterusnya.

Gaya seperti ini masih dapat diterima pada awal-awal perkenalan. Sekedar untuk menunjukkan kepada dirinya bahwa Anda memiliki rasa tertarik kepadanya. Selebihnya, jadilah diri sendiri. Kalau memang Anda tertarik dan ingin mengenalnya lebih jauh, biarkan dia mendekati Anda dan mengenal Anda, tentunya dengan cara-cara yang baik dan benar. Lebih baik lagi kalau cara-caranya sesuai dengan aturan agama yang dianut.

Kalau Anda terus meneus bersikap jinak-jinak merpati, dia justru akan menjadi bingung dan bertanya-tanya, apa sebenarnya mau Anda dan bagaimana sebenarnya perasaan Anda. Sehingga apabila dia tipe orang yang realistis dan tidak senang dengan segala sesuatu yang serba mengambang, kemungkinan besar dia akan berhenti mendekati Anda. Dia akan berpikir bahwa Anda terlalu sulit untuk didekati atau terlalu rumit. Sehingga daripada pusing-pusing memikirkan kerumitan Anda, lebih baik dia mencari orang lain yang lebih realistis dan bisa untuk didekati.

Gaya Pendekatan 6: Si Tukang Main Tarik Ulur

Karakter gaya ini mirip-mirip dengan si jinak-jinak merpati. Hari ini dia berbincang-bincang begitu akrab dengan Anda dan bersikap ramah tamah. Tetapi besoknya, ketika bertemu dengan Anda, sikapnya sangat dingin. Atau, kemarin dia tampaknya begitu perhatian kepada Anda. Tetapi hari ini cuek bebek luar biasa. Sikap ini akan membuat sang idaman hati berpikir, apakah dia telah melakukan kesalahan sehingga sikap Anda berubah. Anda juga akan membuatnya bingung, was-was, dan merasa dipermainkan. Dia juga akan merasa tidak dihargai oleh Anda. Ujung-ujungnya, dia akan bertanya, “Benar tidak sih dia tertarik pada saya? Jangan-jangan saya yang salah menafsirkan perasaannya.” Nah, daripada terus bermain tebak-tebakan, dia akan mencari orang lain yang bisa menghargai dan tidak mengombang-ambingkan perasaannya.

Gaya Pendekatan 7: Kisah Aku yang Selalu Dikhianati

Ketika berbincang-bincang dengan Anda, dia sering menyampaikan cerita-cerita pilu mengenai kemalangannya dan bagaimana menderitanya dia karena dikhianati oleh pasangannya. Pasangannya berselingkuh, pasangannya orang yang tidak setia, dia dicampakkan begitu saja tanpa perasaan, dan sebagainya. Sebagai sesama manusia, wajar kalau Anda kemudian memiliki rasa empati dan turut berprihatin terhadap keadaannya.

Tetapi, dalam kasus pendekatan, rasa simpati yang seperti itu bisa mempengaruhi obyektivitas seseorang dalam menilai kepribadian sang idaman hati atau calon pasangannya. Anda boleh saja bersimpati dan berprihatin, tetapi jangan pernah meninggalkan sisi obyektif Anda. Ingat, pada saat Anda mendengar ceritanya, Anda baru mendengar dari salah satu pihak saja, yaitu dia. Yang jelas, Anda hanya mendengar dari dia, tetapi tidak menyaksikannya. Bisa jadi cerita melankolis yang dituturkannya itu memang benar. Tetapi, bisa jadi juga cerita itu tidak benar, dan hanya dibuat untuk menarik simpati Anda kepadanya.

Kalaupun cerita melankolis itu memang benar adanya, Anda sudah bisa mengambil kesimpulan awal, bahwa hatinya tidak sebaik yang Anda kira. Karena orang yang baik kualitas jiwanya, bagaimanapun sakitnya, tidak akan pernah mengungkapkan kejelekan mantan pasangannya (suami/istrinya).

Jadi, kalau hanya karena rasa sakit hati terhadap mantan pasangannya, lantas kebaikan dan kebahagiaan yang pernah diberikan pasangannya terhapus begitu saja, kemudian dia menceritakan kekurangan, kesalahan, dan kejelekan mantan pasangannya, maka Anda patut waspada. Karena dia adalah seorang pendendam yang tidak mampu menjaga amanah. Salah-salah, ketika nanti Anda berbuat salah kepadanya, kemudian Anda bercerai dengannya, dia juga akan menceritakan apa saja kesalahan Anda kepada calon pasangan barunya demi untuk mendapatkan simpati.

Intinya, tindakan menjelekkan orang lain atau mantan pasangan di depan calon pasangan baru demi untuk mendapatkan simpati bukan perbuatan terpuji dan tidak akan membuat seseorang terlihat lebih baik di mata orang lain. Hal itu justru menunjukkan kualitas diri yang belum matang dan masih terombang-ambing oleh arus emosi, mencerminkan pribadi yang mudah mendendam, serta menunjukkan jeleknya jiwa orang itu. Orang yang berjiwa matang dan berhati baik, tidak akan pernah melakukan cara ini untuk mendapatkan simpati orang lain. Jadi, kalau Anda menjumpai orang melakukan pendekatan dengan cara ini, sebaiknya Anda berpikir lebih lanjut untuk melanjutkan pendekatan, agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.

 

Views: 253

Leave a Reply