Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan

Menghadapi pertemuan pertama dengan keluarga calon pasangan adalah topik yang akan dibahas pada artikel kali ini. Apakah Anda sedang merasa gugup dan gelisah karena akan bertemu untuk pertama kalinya dengan keluarga calon pasangan Anda? Kalau jawaban Anda “Ya” dan Anda merasa menjadi orang yang paling gugup dan gelisah saat menghadapi pertemuan pertama dengan keluarga calon pasangan (suami/istri). Atau, Anda merasa menjadi orang yang paling tegang, takut salah, bingung harus berpenampilan seperti apa. Intinya, Anda merasa sangat cemas menghadapi momen ini. Anda tidak perlu khawatir berlebihan, santai saja, karena Anda tidak sendiri. Apakah itu Anda atau calon pasangan Anda, semuanya sama saja. Baik pria maupun wanita, sebagian besar pasti akan merasa gugup, gelisah, dan sedikit khawatir/cemas menghadapi momen ini. Lalu, bagaimanakah sebaiknya cara bersikap menghadapi pertemuan pertama dengan keluarga calon pasangan?

Tips Pertama Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Hilangkan Segala Kecemasan dan Jadilah Diri Sendiri

Kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran itu memang wajar, karena Anda dan keluarga calon pasangan belum terlalu saling mengenal pribadi dan karakter masing-masing. Anda takut kalau-kalau mereka tidak menyukai diri Anda, atau takut kalau-kalau di mata mereka Anda dinilai kurang, atau takut kalau-kalau Anda nanti salah bicara kemudian menyinggung perasaan mereka, atau takut kalau-kalau mereka tidak seperti yang Anda perkirakan, dan sebagainya.

Seringkali, kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran ini jika berlebihan justru akan membuat Anda berubah menjadi orang lain. Artinya, Anda berusaha tampil sesempurna mungkin, berusaha menutupi segala kekurangan Anda, sehingga justru membuat kepribadian Anda tampak palsu dan dibuat-buat, tidak seperti apa adanya Anda. Memang, memberi kesan yang baik dan menarik adalah hal yang sebaiknya diperhatikan dengan seksama. Namun, bukan berarti Anda harus menjadi orang lain. Orang yang Anda temui akan dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang Anda tutup-tutupi. Mereka juga bisa merasakan kalau ada sesuatu dalam diri Anda yang tidak sewajarnya. Oleh karenanya, kalau Anda bersikap palsu, mereka justru akan merasa tidak nyaman berada di dekat Anda. Suasana pertemuan Anda dengan keluarga calon pasangan bisa menjadi kaku dan penuh basa-basi. Perbincangan Anda pun tidak akan dapat mengalir dengan sewajarnya. Akibatnya, pertemuan pertama Anda dengan keluarga calon pasangan bisa memberi kesan yang kurang baik.

Intinya, Anda memang harus berusaha tampil sopan dan baik, tetapi harus tetap menjadi diri sendiri. Misalnya, Anda adalah tipe pribadi periang yang ceplas-ceplos dan senang mengobrol, tetapi lantas Anda tampil bak bangsawan elegan yang serba formal, jaim, dan teratur lantaran berusaha mengesankan keluarga calon pasangan. Anda jelas telah menjadi orang lain. Gaya palsu itu justru akan membuat Anda terlihat sangat kaku atau mungkin juga angkuh, karena, sekali lagi, itu bukan kepribadian Anda. Oleh karenanya, mereka akan merasakan bahwa ada kejanggalan/keanehan dalam perilaku dan penampilan Anda. Bisa jadi mereka akan merasa tidak sreg dan tidak simpatik dengan perilaku Anda. Bisa jadi pula mereka malah jadi tidak menyukai Anda karena kepalsuan yang Anda tampilkan. Silakan baca: Mendeteksi Emosi Lawan Bicara: Jujur, Bohong, atau Basa-basi?

Jadi, apabila Anda ingin memperbaiki sikap, cukup tahan saja kebiasaan ceplas-ceplos Anda dan berusahalah bersikap sopan. Sedangkan pribadi Anda yang lain, biarkan saja mengalir apa adanya. Dengan begini, Anda tidak perlu terlalu tegang karena memikirkan bagaimana harus bersikap, menggerakkan tangan, dan lain sebagainya. Bersikap palsu justru akan membuat Anda kesulitan memfokuskan diri pada acara pertemuan itu. Kalau Anda tetap jujur menjadi diri sendiri, Anda akan bisa lebih santai dan lebih fokus pada tujuan pertemuan Anda dengan keluarga calon pasangan.

Tips Kedua Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Tepat Waktu

Tepat waktu adalah salah satu kunci untuk memberikan kesan pertama yang baik. Kalau belum apa-apa keluarga calon pasangan Anda sudah kesal gara-gara Anda terlambat datang, itu berarti kesan pertama Anda di mata mereka sudah tidak baik. Hasilnya, bisa-bisa acara pertemuan itu menjadi kering dan kaku karena mereka sudah merasa kesal duluan, sehingga tidak respek dengan Anda. Jadi, usahakan untuk tepat waktu. Jangan sampai terlambat.

Tips Ketiga Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Kenakan Busana yang Nyaman dan Sopan Sesuai Acara

Pilihlah gaya busana yang membuat Anda nyaman, tetapi tetap sesuai dengan tempat dan acaranya. Jangan sampai hanya karena ingin terlihat berwibawa, formal, elegan, dan istimewa di mata keluarga calon pasangan, Anda berdandan habis-habisan sampai seperti ibu-ibu pejabat yang sedang menghadiri jamuan pesta kenegaraan. Atau, Anda malah terlihat seperti bapak-bapak yang mau pergi ke acara hajatan.

Kalau memang acaranya di tempat yang cenderung formal, cukup hindari saja menggabungkan kaos, celana jeans, dan sepatu kets atau sandal sneakers menjadi satu. Apalagi pakaian model harajuku, memang terlihat gaul, tetapi tidak sesuai untuk situasi formal. Anda juga tidak perlu harus mengenakan stelan resmi lengkap kalau memang acaranya tidak benar-benar resmi.

Anda bisa terlihat lebih casual dan trendi, tetapi tetap sopan dan formal asal pandai-pandai memadukan pakaian resmi dengan pakaian casual. Misalnya, untuk pria, Anda bisa memadukan kaos tanpa kerah dan celana jeans biru tua dengan jas resmi warna netral yang Anda miliki.

Akan tetapi, kalau ingin terlihat konvensional, Anda dapat mengenakan pakaian berbahan kain (kemeja, hem, blus, celana bahan, rok yang sopan); sandal atau selop berhak (wanita); dan sepatu resmi (pria). Kalau Anda nyaman, sepatu stiletto (untuk wanita) sangat sesuai untuk acara malam hari dengan suasana ke arah formal. Nah, kalau acaranya memang benar-benar sangat resmi, maka tuksedo (pria) dan gaun malam (wanita) adalah pilihan yang tepat.

Sementara itu, untuk Anda yang berhijab, Anda bisa mengenakan pakaian yang sesuai dengan kaidah syariat, misalnya gaun longgar yang tidak menerawang dengan corak dan warna yang sederhana (tidak menyolok) dan seterusnya, tetapi dengan bahan yang berkualitas baik sehingga ketika dipakai akan terlihat elegan.

Tips Keempat Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Berdandan Sewajarnya

Dandanan aneh-aneh adalah pantangan besar ketika bertemu pertama kali dengan keluarga calon pasangan. Misalnya, berdandan ala rocker dunia, gaya rock ‘n roll ala Elvis Presley, gaya musisi underground, gaya gothic sampai mirip nenek sihir, gaya koboi rodeo, gaya mirip toko emas berjalan, atau riasan wajah yang sampai mirip geisha. Bukannya menciptakan kesan yang baik dan positif, gaya dandan yang aneh-aneh justru akan memancing komentar dan sindiran orang-orang yang ada di acara pertemuan itu.

Kalau Anda berdandan dengan perhiasan menempel sampai mirip toko emas berjalan, mereka bisa menyindir dengan komentar misalnya, “Anda senang mengkoleksi perhiasan rupanya.” Kalau rias wajah Anda sangat tebal, mereka bisa menyindir misalnya “Bertemu dengan Anda mengingatkan saya pada seorang geisha yang sangat saya sukai pertunjukkannya. Apakah Anda juga pengagum geisha?”  Kalau Anda berdandan dengan gaya busana mirip Elvis Presley, mereka bisa mengomentari, “Bersama Anda rasanya seperti sedang berada di era 60-an. Dulu sekali saya juga suka era 60-an, tetapi saat ini yang saya sukai adalah era kekinian.” dan  sebagainya.

Contoh-contoh komentar di atas adalah bahasa tersirat yang menunjukkan bahwa mereka tidak mendapatkan kesan positif dari apa yang dilihatnya tentang penampilan Anda. Sebaliknya, mereka mendapatkan kesan yang aneh dari penampilan Anda, sehingga jadi bersikap kurang menghargai Anda. Mereka justru akan lebih berkonsentrasi memperhatikan keanehan-keanehan yang ada dalam penampilan Anda. Akibatnya, kesan pertama yang mereka tangkap dari Anda bukanlah kesan yang positif. Sebab, kesan tentang Anda yang tersimpan di benak mereka sebagian besar adalah tentang keanehan-keanehan yang ada pada diri Anda. Kelanjutannya, bisa jadi mereka menjadi malas dengan Anda dan menganggap Anda bukan sosok yang tepat untuk menjadi pendamping anak atau saudara mereka. Intinya, berdandan aneh-aneh hanya akan merusak kesan pertama Anda sendiri di mata mereka dan membuat suasana pertemuan itu menjadi kaku dan tidak nyaman, baik bagi Anda sendiri maupun bagi keluarga calon pasangan.

Tips Kelima Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Ketahui Aturan Pakai Parfum/Wewangian

Memakai parfum, eau de toilette, dan cologne ada aturannya. Jangan sampai karena begitu inginnya tampil wangi dan menawan, seperlima isi botol parfum langsung Anda habiskan, sampai-sampai orang dari jarak sepuluh meter pun dapat mencium aroma wewangian (parfum) Anda. Terbayang bukan, kalau orang-orang dalam radius sekian meter dari Anda saja dapat mencium aroma wewangian Anda dengan jelas, lalu bagaimana dengan lawan bicara Anda yang paling jauh hanya berjarak satu meter dari Anda? Bisa dibayangkan, betapa tersiksanya lawan bicara Anda akibat aroma wewangian Anda yang terlalu tajam. Salah-salah lawan bicara sukar untuk berkonsentrasi dalam pembicaraan, bukan karena terpesona oleh harumnya wewangian Anda, melainkan karena terlalu pusing mencium tajamnya aroma wewangian Anda.

Wewangian memang bisa menjadi salah satu penunjang penampilan, tetapi pakailah seperlunya. Idealnya, memakai wewangian yang tepat adalah aromanya dapat tercium secara tidak menyengat oleh diri Anda sendiri dan tercium samar-samar oleh orang yang berada di dekat Anda. Dengan demikian, wewangian itu justru akan menjadi sarana penyegar suasana di tengah pembicaraan Anda. Sebaliknya, jangan pula meninggalkan wewangian kalau Anda memiliki bawaan bau badan yang berlebih, karena lawan bicara Anda juga bisa sukar berkonsentrasi dalam pembicaraan akibat pusing mencium bau badan Anda.

Selain itu, ada satu hal penting, khususnya bagi Anda wanita yang memegang teguh kaidah syariat dimana parfum perempuan adalah yang tidak berbau (perempuan tidak boleh bersolek memakai wangi-wangian). Kalau memang Anda benar-benar teguh tidak akan memakai wewangian dan deodoran, maka pastikan dengan benar bahwa Anda tidak memiliki masalah bau badan, sehingga tanpa memakai wewangian atau deodoran pun Anda tidak membuat orang lain terganggu dengan bau badan Anda. Sebaliknya, kalau Anda memiliki masalah bau badan, gunakanlah deodoran atau cara lain apa pun yang sesuai dengan prinsip/keyakinan Anda, yang penting hasil akhirnya adalah bau badan hilang sehingga tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Sekali lagi, jangan sampai salah paham. Fungsi deodoran itu bukan sebagai parfum untuk bersolek, melainkan sebagai salah satu sarana untuk sekadar menghilangkan bau badan agar tidak mengganggu orang lain yang ada di sekitar.

Tips Keenam Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Tunjukkan Sikap yang Baik dan Ramah

Tunjukkan sikap ramah, hangat, dan menyenangkan kalau Anda ingin meninggalkan kesan yang positif di mata keluarga calon pasangan. Walaupun Anda sedang memiliki masalah pribadi di kantor atau di rumah, lupakan itu untuk sejenak. Berkonsentrasilah pada acara pertemuan itu. Sebisa mungkin, hindari menunjukkan ekspresi kesal, marah, cemberut, apalagi sampai menumpahkan cerita kekesalan atas masalah yang sedang Anda hadapi kepada orang-orang yang ada di acara pertemuan itu.

Intinya, jangan pernah membawa-bawa masalah pribadi atau kekesalan Anda ke acara pertemuan Anda dengan keluarga calon pasangan. Jangan sampai suasana pertemuan itu menjadi kaku dan tidak nyaman karena emosi dan pikiran Anda masih tertuju pada masalah pribadi Anda.

Tips Ketujuh Menghadapi Pertemuan Pertama dengan Keluarga Calon Pasangan: Hindari Sikap Overacting (Berlebihan/Lebay)

Sikap overacting (berlebihan atau lebay) justru akan mempermalukan diri sendiri, sehingga membuat orang-orang yang hadir di pertemuan itu menjadi kurang respek kepada Anda, bahkan dapat langsung tidak menyukai Anda. Misalnya, karena terlalu ingin memberi kesan berbicara yang menarik, gaya bicara Anda menjadi terlalu dibuat-buat. Suara Anda dikeras-keraskan, dipelan-pelankan, atau memakai aksen bicara yang bukan gaya Anda, sehingga nada bicara Anda terlihat aneh dan dibuat-buat (palsu).

Bisa jadi pula, karena ingin memberi kesan berwawasan luas dan intelek, Anda memakai istilah-istilah asing dan kosa kata ilmiah yang tidak umum didengar, atau menggunakan kalimat-kalimat yang njlimet hampir di sepanjang pembicaraan sampai-sampai suasana pembicaraan tersebut jadi seperti di dalam simposium, seminar, acara debat politik, dan kongres-kongres ilmiah. Ini justru membuat suasana pembicaraan terkesan terlalu dibuat-buat dan tidak mengalir apa adanya. Apalagi, belum tentu juga lawan bicara Anda memahami apa yang Anda bicarakan. Anda justru akan dinilai sebagai orang yang kurang pandai menyesuaikan diri, punya gengsi tinggi, dan terkesan terlalu menyombongkan diri sendiri, walaupun dalam lingkup profesional Anda mungkin memang masuk kategori intelek. Oleh karena itu, langkah paling bijaksana adalah bersikap membumi tanpa menyombongkan segala keunggulan Anda dan menempatkan segala sesuatu pada konteksnya, sesuai dengan situasi, kondisi, tempat, dan siapa lawan bicara Anda.

Contoh lain, karena ingin dianggap memiliki selera humor yang bagus, maka di setiap pembicaraan apakah itu lucu atau tidak, Anda selalu tertawa terbahak-bahak atau tertawa keras-keras sampai seisi ruangan dapat mendengar suara tawa Anda. Anda justru akan terlihat aneh di mata orang-orang sekitar Anda. Mereka akan menilai Anda sebagai orang yang kurang beretika (tidak sopan). Bisa jadi mereka berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan kepribadian Anda karena sikap seperti itu tidak lazim ditunjukkan dalam acara pertemuan dengan keluarga yang belum terlalu akrab. Keluarga calon pasangan Anda bisa merasa malu dengan kehadiran Anda karena gaya humor Anda yang terlalu dibuat-buat dan tidak pada tempatnya.

Kasus lain, karena ingin dianggap tegas dan gagah, maka Anda mengeluarkan perbendaharaan kata-kata yang Anda anggap mencerminkan ketegasan tetapi sebenarnya kurang sopan, bersikap arogan, suka mendominasi pembicaraan, suka menyela ketika orang sedang berbicara, bersikap sok tahu, sok pintar, menggurui, terlalu menonjolkan/membanggakan diri, dan sejenisnya. Kalau cara ini yang Anda pakai untuk mengesankan keluarga calon pasangan Anda, maka cara ini 99% akan gagal total. Sebab, bukannya terkesan, keluarga calon pasangan Anda justru tidak akan menyukai, juga tidak akan simpati kepada Anda. Mereka akan berpikir, orang macam apakah yang sedang bersama anak atau saudaranya saat ini, karena Anda terlihat kurang beretika, tidak sopan, arogan, egois, sombong, dan kasar. Mereka akan meragukan kebaikan dan ketulusan pribadi Anda. Perilaku ini mirip manusia gua zaman batu yang mencari perhatian manusia lain dengan menepuk-nepuk dada menunjukkan keakuannya sambil berkata “Inilah aku manusia paling kuat dan berkuasa, tidak ada orang yang berani kepadaku. Siapa yang berani, ayo lawan aku!”. Intinya, ini adalah sikap/perilaku yang wajib dihindari.

Demikian pembahasan mengenai bagaimana cara untuk menghadapi pertemuan pertama dengan keluarga calon pasangan. Semoga bermanfaat.

Views: 890

Leave a Reply