Awas Jebakan Penipu Dunia Maya dengan Modus Cari Jodoh!

Awas jebakan penipu di dunia daya dengan modus cari jodoh! Jodoh dan perjodohan merupakan masalah yang sangat sensitif bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Sebagian besar (tidak semua) masyarakat Indonesia, terutama golongan yang masih berada pada taraf logika berpikir ala kisah dongeng Cinderella (baca: menganggap pernikahan adalah akhir penderitaan dan segala masalah) serta masih belum mengetahui berbagai rintangan, kesulitan, dan perjuangan hidup, sering menganggap remeh saja masalah tersebut. Ditambah dengan kultur sosial masyarakat yang menganggap orang yang tidak menikah sebagai orang malang yang tidak laku, semakin memperkuat logika berpikir ala kisah Cinderella ini.

Pada akhirnya, banyak wanita yang kemudian terburu-buru untuk menemukan sang pangeran tampan yang dianggapnya akan menyelesaikan segala masalahnya. Akibatnya, wanita-wanita tersebut kemudian terjebak oleh golongan penipu di dunia maya yang memanfaatkan ketergesa-gesaan itu.

Kisah-kisah sedih akibat ulah jahat para penipu di dunia maya dalam memperdaya para wanita yang sedang dalam ketergesaan itu sudah sering menghiasi berita. Sudah banyak kisah-kisah tragis korban penipuan dari kekasih atau calon suami mereka dari dunia maya. Beberapa wanita itu dengan suka rela mentransfer uang tabungannya untuk sosok yang tak pernah diketahui batang hidungnya di dunia nyata, hanya bermodal percaya dengan kata-kata bijaknya yang bernafaskan agama (padahal hanya hasil copy paste sana sini), tampilan foto-foto profilnya yang tampan dan santun (padahal itu foto curian, entah milik siapa), dan sebagainya.

Namun sayangnya, hanya sedikit yang bersedia mengambil pelajaran dari kisah-kisah sedih tersebut tanpa harus masuk ke dalamnya. Selebihnya, baru bisa mengambil pelajaran setelah memiliki pengalaman sendiri menjadi pihak yang tertipu.

Jodoh itu bukanlah ajang perlombaan balap untuk saling mendahului. Kemudian, pihak yang mendahului mengejek pihak yang didahului, sedangkan pihak yang didahului tidak terima diejek, sehingga ngotot ingin cepat-cepat dapat juga. Akhirnya, saking ingin cepat-cepatnya, maka ia bersikap terburu-buru, kemudian justru terjerembab jatuh ke dalam nestapa, kesengsaraan, dan penyesalan akibat terjerat jebakan si penipu di dunia maya.

Dalam artikel ini, penulis tidak akan membahas kejadian langka yang lebih mengarah pada faktor keberuntungan. Misalnya, tentang kisah sukses perkenalan di dunia maya yang berlanjut ke jenjang pernikahan hanya dalam hitungan minggu, tanpa pernah bertemu dan mengenal sebelumnya. Kemudian, si wanita diboyong ke negeri asal suaminya di belahan bumi lain, dikaruniai kehidupan pernikahan yang damai dan bahagia pula. Kisah happily ever after ala Cinderella dan plot-plot cerita komedi romantis seperti itu memang terjadi dalam kehidupan nyata. Akan tetapi, itu adalah kisah yang langka, jumlahnya sedikit, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai parameter (tolok ukur) secara umum, pun sebaiknya memang tidak dimasukkan ke dalam daftar ekspektasi (harapan) tinggi ketika sedang berkenalan di dunia maya.

Bersikap logis dan hati-hati dalam perkenalan di dunia maya akan lebih menyelamatkan daripada keukeuh sumeukeuh (baca: ngeyel setengah mati) tanpa logika, dengan ekspektasi mengawang-awang: “Aku tahu dia pasti baik karena foto profilnya santun, kata-katanya baik, status-statusnya juga agamis dan aku pasti akan bahagia selamanya tanpa ada masalah lagi karena pernikahan dengannya pasti adalah akhir dari segala masalah dan penderitaan hidup ini”. Kemudian, dirinya baru menyesal setengah mati ketika kekasih dunia mayanya yang kelihatan baik itu menghilang tanpa jejak setelah berhasil menguras uangnya.

Perumpamaan dari penulis pribadi: Jangan pernah mencoba berlari di kegelapan tanpa tahu medan karena Anda tidak akan pernah tahu kalau ternyata di depan sana ada jurang yang akan membinasakan siapa pun yang jatuh ke dalamnya.

Masuk ke dalam hutam rimba dengan bayangan bahwa hutan rimba itu isinya adalah rumah-rumah indah dengan taman berwarna-warni dan suasana kehidupan yang penuh suka cita tanpa duka lara akan membuat Anda terkejut setengah mati ketika kemudian di dalamnya yang Anda jumpai adalah pepohonan lebat, tanah basah, lumut-lumut tebal,  gerombolan singa lapar, serigala, harimau, dan ular. Tidak ada lagi jalan kembali, ketika Anda sudah telanjur berada di dalam rimba itu. 

Maka dari itu, sebelum masuk hutan rimba, pastikan bahwa Anda tahu apakah sebenarnya hutan rimba itu dan ada apa sajakah di dalamnya. Kemudian, persiapkan bekal dan peralatan selengkapnya untuk mengantisipasi kalau-kalau Anda perlu membabat ranting dan dahan agar tidak melukai Anda; atau kalau-kalau Anda berjumpa dengan singa, harimau, serigala, dan ular agar Anda tidak dimangsanya; atau kompas kalau-kalau Anda kehilangan arah di dalam rimba tersebut.

Selalu ingat, berpikirlah menggunakan logika. Jangan terlalu terhanyut oleh kisah cinta mengawang-awang ala Cinderella dan kisah-kisah FTV, apalagi sampai menjadikan kisah-kisah itu sebagai patokan hidup. Siapa pun yang menjadikan contoh kehidupan dalam kisah fiksi khayal menjadi parameter (tolok ukur) untuk diaplikasikan ke dalam harapan di dunia nyata, maka ia akan rentan mengalami kekecewaan. Jadikan yang bersifat khayalan (baca: kisah novel fiksi, sinteron, FTV, dan sejenisnya) hanya sebagai hiburan belaka, bukan untuk dimasukkan ke dalam hati, diyakini, dan dijadikan patokan dalam kehidupan nyata.

Sekarang kembali kepada topik bahasan. Para penipu di dunia maya itu umumnya menyasar golongan wanita mapan (baca: berpenghasilan tetap, berkarir bagus, atau punya harta) yang sedang merasa galau, diburu deadline (baca: dikejar tenggat waktu karena tekanan sosial, orang tua, atau diri sendiri) untuk segera bersanding dengan pangeran idaman hati. Lantas, mengapa para penipu itu memilih target dari kelompok wanita seperti itu? Karena memang motif mereka adalah motif ekonomi, untuk mengeruk harta korbannya, dan wanita yang sedang dalam ketergesa-gesaan itu secara psikologis akan kurang waspada sehingga merupakan target yang sangat potensial.

Alur kerja para penipu itu sederhana: pasang foto profil dengan kesan tertentu (biasanya foto curian, comot foto orang lain) dan status religius hasil copy paste sana sini, calon korban lantas tertarik dengan profil si penipu, mulai terjalin komunikasi, si penipu menganalisis psikologi calon korban untuk mendapatkan kepercayaan dari calon korban, kemudian menggiring ke arah tujuan akhirnya, yaitu menguras harta calon korban.

Biasanya, setelah berhasil mendapatkan kepercayaan dari calon korbannya melalui foto-foto (curian) yang memikat, mereka kemudian akan meminta agar si calon korban mentransfer uang kepada komplotannya dengan berbagai alasan. Misalnya, mengirim hadiah, tetapi hadiah itu tertahan di bea cukai , sehingga untuk mengambilnya si calon korban harus membayar pajak cukai (ke rekening komplotan itu), dan sebagainya.

Para penipu di dunia maya akan menampilkan kesan-kesan tertentu agar bisa memikat dan menjerat calon korbannya. Berikut ini adalah kesan-kesan diri yang paling umum ditampilkan oleh para penipu di dunia maya dengan motif cari jodoh.

Penipu di dunia maya biasanya Memberi kesan bahwa dirinya adalah pria religius dan saleh.

Penipu di dunia maya golongan ini biasanya menampilkan foto profil (entah mencuri foto milik siapa) dengan pakaian yang berkesan religius (misal: mengenakan baju koko, berkopiah, atau memakai simbol-simbol keagamaan). Mereka juga sering memajang foto sedang mengaji, sedang salat, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat ibadah. Perlu diketahui bahwa orang yang benar-benar saleh dan religius dari hatinya tidak akan pernah mengunggah aktivitas ibadahnya di media sosial karena orang yang saleh adalah orang yang memelihara kehati-hatian dalam ibadahnya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan riya’ (pamer) ibadah.

Penipu di dunia maya kata-katanya juga selalu berkesan religius, tetapi perilakunya kontradiktif.

Mereka sering mengunggah kata-kata motivasi ibadah, hindari maksiat, hindari dosa, dan sejenisnya. Mereka juga gemar sekali dengan aneka kalimat berbau ibadah untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar khusyuk, misalnya suka mengirim pesan kepada wanita incarannya: aku lagi salat, aku lagi mengaji, sudah salat?, jangan lupa mengaji, dan semacamnya.

Namun, di sisi lain, mereka juga sering menebar pujian aka rayuan, misalnya, “Kamu cantik pakai pakaian itu, aura kecantikan kamu sangat memancar kalau kamu pakai  jilbab, dsb”. Bahkan, mereka juga tidak segan-segan menebar rayuan yang dilabeli kalimat-kalimat Allah seperti, “Subhanallah, kamu cantik sekali dengan kerudungmu; Ya Allah Ya Rabb, betapa Allah Maha Besar telah menciptakan wanita secantik dirimu, ukhti; dsb.” Na’udzubillahimindzalik, sungguh mengenaskan, membawa-bawa nama Allah untuk tujuan maksiat. Ngenes! Nes! Nes!

Apapun alasannya, merayu wanita yang bukan istrinya adalah perbuatan haram. Tidak ada orang saleh dan beriman sungguhan yang akan memuji kecantikan wanita yang bukan istrinya, apapun alasan dan tujuannya karena itu termasuk perbuatan maksiat. Kalau orang itu benar-benar saleh, ia tidak akan pernah memuji kecantikan wanita yang bukan mahramnya karena orang saleh sungguhan tahu aturan (syariat) agama). Ia juga akan menahan pandangannya sehingga tidak akan pernah coba-coba merayu wanita yang bukan istrinya. Jadi, gunakan logika dan belajarlah agama lebih giat (aturan syariat), agar bisa membedakan mana orang saleh dan religius sungguhan dengan setan berwujud manusia yang berakting menjadi orang saleh, dan agar tidak gampang nggumun (baca: kagum) hanya lantaran si setan berwujud manusia itu mengucapkan kalimat-kalimat Allah ketika menebar pujian aka rayuan.

Penipu di dunia maya gemar memberi kesan bahwa dirinya adalah pria mapan nan royal (baik mengaku sebagai pegawai maupun pengusaha).

Penipu di dunia maya golongan ini biasanya menampilkan foto profil seorang pria parlente yang terkesan memiliki kehidupan sangat mapan. Golongan ini sering mengaku sebagai pegawai di perusahaan minyak, perusahaan pelayaran, perusahaan asing, bahkan juga mengaku sebagai pengusaha sukses. Ia mengaku memiliki banyak aset pribadi seperti rumah mewah, apartemen high class, mobil mewah, dan sebagainya. Padahal faktanya, bisa jadi mobil itu adalah mobil sewaan, rumah itu juga rumah sewaan. Atau yang lebih parah, bisa jadi ia sekadar numpang berfoto di depan mobil milik orang lain, atau numpang berfoto di depan pagar rumah milik orang lain. Atau yang paling mengenaskan adalah apabila foto profil yang dipajangnya itu merupakan foto curian milik orang lain (yang memang pengusaha asli), entah siapa.

Penipu di dunia maya juga kerap menyaru sebagai tentara, polisi, pilot, dan pelaut yang gagah nan tampan.

Penipu di dunia maya golongan ini tahu bahwa sebagian kalangan wanita Indonesia sangat mengidolakan bisa memiliki pasangan berseragam militer atau seragam lain yang berkesan gagah, entah itu tentara, polisi, pilot, atau pelaut. Oleh karenanya, biasanya mereka menampilkan foto profil seorang pria berseragam tentara, polisi, pilot, atau pelaut untuk menjerat calon korbannya. Tentu saja kebanyakan foto-foto profil tersebut bukan foto mereka, melainkan foto orang lain yang memang asli berprofesi sebagai tentara, polisi, pilot, atau pelaut.

Kalau profilnya tentara berwajah bule, entah itu mengaku dari Amerika, Australia, atau Inggris, kadang ia mengaku sedang bertugas di wilayah perang, misalnya Irak, Afghanistan, dan sebagainya. Akan tetapi, anehnya, bahasa Inggrisnya adalah bahasa Inggris level ala kadarnya sehingga terlihat bahwa dia bukan penutur asli bahasa Inggris. Ia pun selalu memiliki banyak waktu untuk online dan membalas pesan. Padahal, sebagai personel yang bertugas di daerah konflik, tentu bukan hal yang mudah untuk bisa meluangkan waktu santai sekadar main internet, apalagi menebar rayuan. Nah, sesuatu yang kontradiktif seperti itu adalah sesuatu yang tidak benar dan harus diwaspadai. 

Penipu di dunia maya sering mengaku sebagai petinggi militer.

Penipu di dunia maya golongan ini biasanya menampilkan foto profil seorang pria matang berwibawa dengan seragam militer berpangkat perwira menengah/tinggi. Ia bisa mengaku sebagai seorang kolonel atau jenderal. Ingat, perwira tinggi aktif itu sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu luang untuk aktif di media sosial, apalagi sekadar bergenit-genit ria menebar rayuan kepada wanita asing yang bahkan tak dikenalnya di dunia nyata.

Penipu di dunia maya juga sering mengaku sebagai bos perusahaan besar.

Penipu di dunia maya golongan ini biasanya menampilkan foto profil pria matang berwibawa kemudian mengaku sebagai bos, direktur, serta jabatan-jabatan manajerial level atas lainnya. Akan tetapi, ketika diajak berbicara masalah bisnis atau yang berkaitan dengan lingkup pekerjaannya secara teknis dan mendetail, ia tidak menguasai masalah, atau memberikan jawaban yang ngawur.

Penipu di dunia maya sering juga mengaku sebagai pria single parent nan mapan.

Penipu di dunia maya golongan ini biasanya menampilkan foto profil (foto curian entah milik siapa) bergambar seorang pria kebapakan berwajah sabar dengan senyum tulus sedang memeluk anaknya yang masih kecil. Golongan ini sering mengaku sebagai single parent karena istrinya meninggal dunia lengkap dengan bumbu-bumbu cerita menyedihkan yang membuat para wanita (yang berpikir tanpa logika) langsung merasa trenyuh dan akhirnya bersimpati.

Tipsnya adalah…

Pertama: sekali lagi, selalu ingat, berpikirlah dengan logika. Kenali hal-hal yang tidak konsisten dan kontradiktif, kemudian tinggalkan itu karena pada segala sesuatu yang tidak konsisten dan kontradiktif, maka di situ pasti ada sesuatu yang tidak beres dan tidak benar.

Kedua: jangan sekalipun mentransfer uang dalam bentuk apapun, juga untuk dan demi apapun, entah si orang maya tak ketahuan batang hidungnya itu mengaku dirinya sedang sakit, mau dijemput malaikat Izrail (baca: sakaratul maut), terkena masalah, dan sebagainya. Intinya satu, jangan pernah menuruti, apapun itu permintaannya. Jangan pernah mentransfer uang dan harta apapun. Segera putuskan kontak kalau menjumpai golongan manusia semacam itu.

Ketiga: jangan jadikan kisah fiksi sebagai tolok ukur (patokan) untuk menilai baik dan buruk, benar dan salah, juga jangan memasukkannya ke dalam hati (baca: baper dengan jalan ceritanya). Contoh baik dan benar versi kisah fiksi dan sinetron: istri yang baik dan salehah digambarkan sebagai wanita yang menerima saja dianiaya dan dikasari oleh suaminya yang jahat dan berakhlak buruk. Padahal, dalam kehidupan nyata (secara syariat), membiarkan dirinya dianiaya, dikasari, dan tidak menyelamatkan diri (salah satunya dengan cara bercerai) termasuk ke dalam kategori perbuatan menzalimi diri sendiri ( itu termasuk dosa). Apabila suami melakukan KDRT, istri (dalam Islam) berhak untuk meminta talak (cerai) dan tidak membiarkan dirinya dianiaya.

Cerita fiksi itu hanya hasil khayalan dari para penulisnya. Mereka bisa menjadikan siapa pun itu menjadi tokoh baik tanpa melihat logika dan sebab akibat. Dalam fiksi, setan pun bisa dijadikan sebagai tokoh protagonis (tokoh berkarakter baik). Mereka juga bisa menjadikan kisah gadis di sarang penyamun (perampok) menjadi kisah romantis penuh kelucuan yang berakhir dengan happy ending dan bahagia selamanya. Padahal, dalam kehidupan di alam nyata, dalam berita-berita kriminal, untuk kisah-kisah yang sejenis, yang Anda baca atau tonton rata-rata merupakan kisah tragis yang traumatik. Oleh karena itu, perlakukan yang fiksi-fiksi secara bijak sekadar sebagai hiburan semata, setelah itu lupakan dan kembalilah ke alam nyata.

Keempat: sering-seringlah menonton atau membaca berita (kriminal, kisah nyata, pengetahuan), kemudian juga membaca buku-buku dan artikel yang membahas psikologi dan pola perilaku otak kriminil agar bisa meng-update wawasan mengenai motif-motif kejahatan yang semakin beragam, sehingga tidak menjadi katak dalam tempurung yang berkaca mata kuda, yang aslinya tidak tahu tetapi terlalu pe-de dan ngeyelnya setengah mati kalau diperingatkan, kemudian baru menyesal sejadi-jadinya ketika sudah menjadi korban penipuan. Uang di rekening amblas, kekasih mayanya pun menghilang. 

Di samping itu, membaca informasi mengenai beraneka ragam modus kejahatan adalah juga sebagai salah satu ikhtiar (usaha) untuk meningkatkan kewaspadaan, di samping juga dengan senantiasa berdoa, memilih lingkungan pergaulan yang baik, dan sejenisnya.

Kelima: jangan hanya gemar membaca novel fiksi romantis mengawang-awang yang menggambarkan bahwa dunia ini adalah tempat yang seperti surga, tak ada orang jahatnya, isinya orang baik semua. Juga, jangan keseringan menonton cerita sinetron yang mengawang-awang, apalagi sampai terbuai oleh cerita-cerita fiktif itu. Kecanduan tontonan dan bacaan seperti itu kemudian memasukkannya ke dalam hati (baca: baper dengan jalan ceritanya) dapat menumpulkan insting kehati-hatian dalam diri dan membutakan pikiran dalam mengenali para penipu yang tak henti berkeliaran di dunia maya dan nyata untuk mencari mangsa.

Keenam: jangan memutuskan sesuatu hanya berdasarkan sampulnya, tampilan luarnya, dan unggahan kata-kata berisi motivasi bijak yang terpampang lewat tulisan statusnya. Bicaralah langsung karena dengan berbicara langsung Anda akan mengetahui bagaimana pola pikirnya, prinsip-prinsipnya, nilai-nilai yang dianutnya, dan landasan pemikirannya. Apakah sinkron dengan kata-kata motivasinya. Apakah nilai-nilai yang dianutnya memang seperti itu. Apabila tidak sinkron dan ada ketidakkonsistenan, maka kata-kata bjak itu tidak dia yakini dan tidak menjadi nilai hidupnya, tetapi sekadar alat untuk merayu dan sudah tentu merupakan hasil copy paste sana sini.

Ketujuh: kalau ada tanda keseriusan, ajak dia bertemu secara langsung di tempat yang Anda tentukan, bukan di tempat yang dia tentukan (catatan: selalu bawa keluarga Anda dan jangan pernah menemuinya seorang diri). Dengan bertemu muka, Anda bisa membaca bahasa tubuhnya, menganalisis ekspresinya, melihat tanda-tanda sikap yang mencurigakan, dan sebagainya. Sekali lagi, berhati-hatilah dalam menjelajahi dunia maya, apalagi dunia nyata!

Semoga bermanfaat.


Jodohmu Surgamu Nerakamu: Panduan Memilih Pasangan Hidup Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Pasangan hidup (jodoh) yang baik akan membahagiakan kehidupan seorang mukmin, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Sebaliknya, pasangan hidup (jodoh) yang buruk akan membawa kesengsaraan bagi kehidupan seseorang di dunia ini, sedangkan di akhirat kelak bahkan lebih sengsara lagi karena pasangan hidup yang buruk itu bisa menyeretnya ikut terlempar ke dalam api neraka. Na’udzubillahi mindzalik! Lalu, bagaimanakah cara mengetahui watak asli calon pasangan hidup? Bagaimanakah cara mengenali apakah calon pasangan hidup itu membawa kebahagiaan atau hanya mendatangkan kesengsaraan saja? Bagaimanakah cara agar tidak salah pilih pasangan hidup?  Baca Selengkapnya…

Baca Juga: 

Menghadapi Body Shaming dan Ejekan Lainnya

Mengenali Musuh Dalam Selimut Di Sekitar Anda

Tips Menghadapi Tukang Kepo

Views: 2419

Leave a Reply