Produk kosmetika tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Produk kosmetika bukan melulu lipstik, bedak, perona pipi, dan sejenisnya. Produk kosmetika mencakup pula wewangian serta perawatan wajah dan tubuh. Pada saat membeli produk kosmetika, apakah Anda memperhatikan apa saja komposisi bahan yang biasanya tercantum di belakang kemasannya? Komposisi bahan yang tercantum dalam kemasan sangat penting untuk diperhatikan sebab dari sanalah kita dapat mengetahui apakah produk yang akan kita pakai itu cukup aman atau tidak. Sebab adakalanya sebuah produk mengandung bahan kimia yang penggunaannya sebenarnya masih diizinkan, tetapi termasuk ke dalam golongan bahan kimia yang berpotensi merugikan kesehatan. Artikel kali ini akan membahas beberapa bahan kimia yang membahayakan dalam produk kosmetika.
Diethyl Phthalate pada produk wewangian berpotensi merusak DNA sperma sehingga mengganggu kesuburan pria.
Diethyl Phthalate (DEP) adalah golongan phthalate yang umumnya digunakan sebagai bahan fiksatif dan pelarut pada produk-produk wewangian, seperti eau de parfume, eau de toilette, cologne, aftershave, dan sejenisnya. Selain pada produk wewangian, DEP juga kadang ditemukan dalam komposisi produk hairspray, shampoo, dan sabun.
DEP merupakan salah satu bahan kimia yang membahayakan dalam produk kosmetika. Berdasarkan hasil penelitian Russ Hauser dan Susan Duty dari Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard diketahui bahwa DEP terserap oleh tubuh dengan baik melalui hidung ataupun kulit, kemudian berproses bersama dengan metabolisme tubuh manusia, dan akhirnya masuk ke dalam sistem reproduksi. Paparan jangka panjang DEP berpotensi merusak DNA sperma yang menyebabkan ketidaksuburan atau kemandulan pada pria. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pria yang menggunakan cologne atau aftershave diketahui memiliki kadar kandungan DEP dalam tubuhnya lebih dari dua kali lipat dibanding pria yang tidak menggunakan jenis wewangian tersebut.
Sehingga selalu usahakan untuk memperhatikan kandungan produk wewangian yang Anda beli. Apabila terdapat DEP dalam komposisinya, sebaiknya Anda berhati-hati dalam memakainya. Usahakan untuk tidak langsung menyemprotkannya pada kulit. Pakailah sesedikit mungkin dan tidak terlalu sering.
Triclosan pada produk perawatan harian anti bakteri berpotensi menyebabkan resistensi bakteri.
Triclosan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengurangi serta mencegah kontaminasi bakteri atau sering disebut sebagai bahan antikuman atau antibakteri. Bahan ini sering ditambahkan ke dalam produk-produk perawatan harian seperti sabun mandi, pasta gigi, pembersih tangan, dan pembersih muka antibakteri, serta pada produk deterjen dan sabun cuci piring antibakteri.
Berdasarkan laporan FDA (U.S. Food and Drug Administration), paparan triclosan dalam jumlah tinggi pada hewan percobaan diketahui menurunkan kadar hormon tiroid serta menyebabkan resiko kanker kulit dalam jangka waktu lama. Tetapi efeknya terhadap manusia berkaitan dengan hormon tiroid dan kanker kulit belum diketahui.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan Microba Drug Resistance pada tahun 2006 menunjukkan bahwa paparan triclosan dari waktu ke waktu justru menyebabkan bakteri kulit dan usus menjadi semakin kebal terhadap zat-zat antibakteri. Kuman atau bakteri menjadi semakin kebal terhadap antibiotik. Hal ini berpotensi membahayakan kekebalan tubuh manusia dalam jangka panjang sebab akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap berbagai macam infeksi bakteri dan penyakit. Lebih jauh lagi, triclosan juga dapat mengganggu bakteri baik yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sehingga triclosan juga termasuk ke dalam salah satu bahan kimia yang membahayakan dalam produk kosmetika.
Hidroquinon berpotensi menyebabkan penyakit kanker kulit.
Hidroquinon adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pemutih atau pencerah kulit. Bahan ini sering digunakan dalam produk pelembab, krim, dan pembersih muka yang mengandung fungsi mencerahkan atau memutihkan kulit.
Pada tahun 2006, FDA telah memasukkan bahan ini ke dalam golongan bahan kimia yang membahayakan dalam produk kosmetika sebab berpotensi menyebabkan kanker. Sehingga penggunaannya dalam industri kosmetika di Amerika Serikat diawasi dengan sangat ketat. Batas kandungan Hidroquinon dalam produk kosmetika yang diizinkan adalah tidak lebih dari 2%.
Hidroquinon bekerja dengan cara mengurangi produksi melanin pada kulit. Padahal melanin sangat diperlukan oleh kulit untuk melindunginya dari paparan radiasi sinar ultraviolet A dan B. Hal ini berpotensi mengakibatkan peningkatan resiko kanker kulit.
Referensi:
Malkan, Stacy. 2007. Not Just a Pretty Face: The Ugly Side of the Beauty Industry. New Society Publishers. Canada.
Views: 1620