Teman yang suka menjegal langkah Anda wajib dihindari kalau ingin kemajuan hidup Anda tidak terganggu. Rekan kerja atau teman yang suka menjegal sangat senang menghalang-halangi langkah Anda untuk mencapai kemajuan. Dia akan merasa senang sekali apabila kualitas diri dan kehidupan Anda hanya itu-itu saja alias tidak meningkat. Ketika Anda berusaha untuk maju, maka dengan segala cara teman yang suka menjegal ini akan berusaha menghentikan Anda, baik melalui kata-kata maupun perbuatan. Melalui kata-katanya, dia akan beruasaha meyakinkan bahwa jalan yang Anda tempuh itu terlalu sulit dan Anda tidak akan pernah bisa, atau meyakinkan bahwa kehidupan Anda saat ini sudah sangat sempurna sehingga tidak perlu lagi mencari-cari sesuatu yang lebih. Kalau dengan kata-katanya tidak juga mempan, maka dia akan menjegal Anda dengan perbuatan, seperti menyabotase rencana dan langkah Anda. Orang-orang seperti ini selamanya tidak akan rela melihat Anda lebih baik dan lebih maju darinya. Kembali lagi, perilaku ini berakar pada keburukan hati, yaitu rasa iri dan dengki.

Sehingga Anda perlu mengetahui prinsip pokok untuk menghadapi teman yang suka menjegal. Yaitu, dengan prinsip diam itu emas. Seberapapun lidah Anda sudah ingin bercerita mengenai keinginan-keinginan, cita-cita, dan rencana masa depan Anda, sebaiknya tahan dulu. Karena Anda tidak akan pernah tahu, apakah orang-orang di sekeliling Anda yang turut mengetahui apa rencana masa depan Anda akan mendukung Anda atau justru akan berusaha agar Anda tidak dapat meraih keinginan Anda. Jadi, pilihlah hanya orang-orang yang paling Anda percaya saja untuk mendengarkan rencana masa depan Anda, misalnya orang tua, saudara kandung, atau pasangan hidup Anda yang sudah pasti menginginkan kebaikan, kesuksesan, dan kebahagiaan bagi Anda.

Misalnya, Anda bekerja di instansi A sebagai batu loncatan agar Anda bisa bekerja di instansi B yang jauh lebih bergengsi dengan beragam fasilitas lebihnya. Maka fokuskan diri Anda untuk menampilkan performa kerja yang baik di instansi A sebagai bekal bagi Anda untuk melamar ke instansi B. Tetapi, lupakan keinginan untuk membagi rencana Anda dengan rekan sekantor! Misalnya Anda curhat kepada rekan sekantor, “Saya sebenarnya kerja di sini hanya sebagai batu loncatan saja agar nantinya bisa masuk ke instansi B, wah, saya sudah tak sabar lagi menunggu saat itu.” . Kalau Anda melakukan hal seperti ini, maka inilah kartu kematian karir Anda. Kalau ternyata rekan sekantor Anda tipe pencari muka dan dia mengadukan hal tersebut kepada atasan Anda, maka karir Anda akan tamat. Atau kalau ternyata dia tipe si penjegal, kejadiannya akan lebih parah lagi. Selain dia akan mengadukan hal tersebut kepada pimpinan, bisa jadi dia akan meniru langkah Anda. Ujung-ujungnya, Anda diberhentikan dan harus mulai dari awal lagi, sementara dia akan mendapat rekomendasi yang baik, yang kemudian akan dia gunakan untuk pindah ke instansi B yang sudah lama Anda incar itu.

Atau, kalau masalah itu berkaitan dengan ide dalam lingkungan kerja Anda, usahakan Anda hanya menyampaikan ide Anda kepada yang berkepentingan dan pada saat yang tepat. Misalnya Anda menyampaikan ide itu langsung kepada pimpinan pada saat rapat, sehingga seluruh anggota rapat mengetahui dengan pasti bahwa ide itu berasal dari Anda.

Jangan pernah memberitahukan apapun rencana yang menyangkut langkah menuju kemajuan hidup dan masa depan Anda kepada sembarang orang. Karena sekali lagi, Anda tidak akan pernah tahu, siapa saja yang akan menjadi penghambat Anda dan dari mana mereka akan muncul menghalangi jalan Anda.

Rencana-rencana kemajuan hidup Anda, masa depan, cita-cita, dan segala hal yang berhubungan dengan langkah-langkah Anda untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang harus menjadi bagian dari rahasia diri Anda. Apapun bisa terjadi sebelum segala sesuatunya berhasil Anda raih. Jadi, amankan terlebih dahulu jalur rahasia Anda, dan pastikan bahwa jalur tersebut hanya diketahui oleh Anda dan orang-orang yang benar-benar menginginkan Anda sukses, berhasil. Pendek kata, jangan pernah memberitahukan apapun rencana yang menyangkut langkah menuju kemajuan hidup dan masa depan Anda kepada sembarang orang. Karena sekali lagi, Anda tidak akan pernah tahu, siapa saja yang akan menjadi penghambat Anda dan dari mana mereka akan muncul menghalangi jalan Anda.

Dia Rajin Tanya-tanya

Kadangkala rekan kerja atau teman yang suka menjegal itu gigih dan rajin bertanya-tanya seputar rencana-rencana dan cita-cita Anda. Maka sebenarnya mudah saja menghadapi teman yang suka menjegal sekaligus tukang tanya-tanya seperti itu, yaitu dengan cara menutup pintu jawaban itu sendiri melalui jawaban seperlunya, serta sesuai dengan pertanyaannya. Anda tidak perlu mengembangkan pembicaraan, karena hal itu justru akan semakin memperlama waktu Anda bersamanya. Sehingga berpeluang membuka pintu pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut. Yang terpenting adalah sikap Anda tetap baik dan ramah.

Biasanya, si tukang tanya-tanya ini akan menghujani Anda dengan pertanyaan beruntun. Misalnya, “Kabarnya Anda habis promosi jabatan ya? Sekarang menjabat di bagian apa? Berarti dapat bonus banyak dong? Fasilitasnya apa saja?”. Anda cukup menjawab paling banyak satu atau dua  pertanyaan yang Anda merasa tidak keberatan untuk menjawabnya. Misalnya, “Iya, masih di bagian yang sama kok.”

Atau dia memancing dengan pertanyaan, “Wah, Anda benar-benar sangat profesional untuk jabatan ini. Jadi, setelah ini apa keinginan atau rencana Anda untuk meningkatkan jenjang karir?“. Anda bisa menjawabnya dengan sederhana, “Belum tahu. Saya masih konsentrasi untuk jabatan ini, karena saya sudah sangat bersyukur bisa ada di jabatan ini.” Itu saja cukup. Dan segera alihkan topik pembicaraan atau tutup pembicaraan dengan alasan yang masuk akal.

Kalau Anda merasa belum memiliki alasan yang masuk akal untuk mengakhiri pembicaraan, tetapi juga tidak sopan menutup pembicaraan, Anda dapat langsung mengalihkannya dengan menanyakan topik yang dia sukai. Bisa topik tentang kesuksesannya atau tentang kesenangannya yang lain. Misalnya, “Saya dengar Anda kemarin menyumbang untuk yayasan A, padahal di zaman sekarang ini susah ditemui orang yang mau berkontribusi sosial seperti Anda.”. Dia pasti akan segera melupakan niatnya untuk membombardir Anda dengan pertanyaan-pertanyaannya yang terkesan menyelidik itu. Karena dengan senang hati, dia akan menceritakan segala kisah kebaikan hatinya secara panjang lebar. Nah, kalau waktunya sudah tepat, segera akhiri pembicaraan Anda. Dan selalu usahakan sebisa mungkin agar tidak terlibat pembicaraan yang intens dengan rekan kerja atau teman model begini.

Semoga bermanfaat!

Visits: 1277

Leave a Reply