Si tukang fitnah, yaitu orang yang suka memfitnah memang benar-benar membawa bahaya. Karena tujuan orang memfitnah adalah untuk menghancurkan martabat, melukai harga diri, dan menyakiti hati orang lain. Latar belakang mengapa orang menyebarkan fitnah adalah akibat dari rasa sakit hati, rasa iri dan dengki, kemarahan dan dendam yang berkepanjangan, dan rasa benci (silakan baca artikel: Bahaya Sifat Iri dan Dengki). Sehingga dia merasa puas kalau orang yang difitnahnya merasa terpuruk dan jatuh martabatnya.

Ketika berhadapan dengan si tukang fitnah, maka otak dan hati Anda harus jernih, pikiran Anda harus panjang, dan analisa Anda terhadap diri sendiri harus tajam. Kalaupun akar masalahnya adalah dia memfitnah Anda karena sakit hati kepada Anda, karena mungkin secara tidak sengaja Anda pernah berbuat salah kepadanya, atau tutur kata Anda menyakitinya, maka Anda akan berpikir “oh ya, saya memang bersalah kepadanya, saya yang salah, saya harus minta maaf kepadanya.” Maka, tidak seharusnya Anda berpikir seperti itu.

Anda mungkin memang pernah berbuat salah kepadanya, sehingga Anda wajib meminta maaf dan menyelesaikan segala persoalan. Hal itu berlaku ketika Anda masih berhutang untuk itu kepadanya. Tetapi, ketika dia sudah membalas kesalahan Anda dengan perbuatan buruk, seperti memfitnah Anda, maka dia sudah tidak berhak lagi mendapat permintaan maaf dan rasa bersalah dari Anda. Karena kejahatan fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan. Sehingga si tukang fitnah itu jelas tidak lebih baik dari Anda, bahkan lebih buruk dari Anda. Maka bebaskan diri Anda dari rasa bersalah kepada si tukang fitnah meskipun Anda pernah menyakiti hatinya, karena perbuatan fitnahnya kepada Anda itu nilainya sudah jauh melebihi kesalahan Anda kepadanya.

Ketika dia sudah membalas kesalahan Anda dengan perbuatan buruk, seperti memfitnah Anda, maka dia sudah tidak berhak lagi mendapat permintaan maaf dan rasa bersalah dari Anda.

Apalagi, kalau Anda merasa tidak bermasalah dengannya atau Anda tidak tahu darimana datangnya fitnah yang ditujukan kepada Anda, maka jelas bukan diri Anda yang bermasalah, karena masalahnya sudah jelas ada di dalam diri si tukang fitnah itu sendiri. Sudah pasti Anda akan kesal luar biasa. Tetapi, jangan biarkan emosi menguasai Anda, kemudian Anda membalas fitnah dengan fitnah, karena dengan berbuat hal yang sama, berarti Anda sama jahatnya dengan si tukang fitnah itu. Berusahalah untuk meredakan emosi dan kemarahan dengan menenangkan diri atau berkumpul dengan orang-orang terdekat Anda yang tidak akan pernah menghiraukan segala bentuk fitnah yang dialamatkan kepada Anda.

Bebaskan diri Anda dari rasa bersalah kepada si tukang fitnah meskipun Anda pernah menyakiti hatinya, karena perbuatan fitnahnya kepada Anda itu nilainya sudah jauh melebihi kesalahan Anda kepadanya.

Tujuan fitnah adalah untuk menyerang nama baik dan harga diri seseorang. Sehingga Anda boleh berlega hati, karena tidak semua orang akan mempercayai kata-kata si tukang fitnah itu. Tujuan fitnah akan berhasil pada orang-orang yang tidak mengenal Anda dan percaya pada si tukang fitnah. Tetapi, tidak akan berhasil pada orang-orang yang mengenal baik dan mempercayai Anda.

Jadi, Anda dapat meluruskan fitnah yang mengarah pada Anda dengan cara yang santun. Jangan membalas dengan menjelek-jelekkan orang yang memfitnah Anda, karena hal itu justru akan menurunkan kualitas diri Anda. Ingatlah, masih banyak orang di dunia ini yang tetap mempercayai Anda, meskipun di sisi lain ada sebagian orang yang juga mempercayai si tukang fitnah. Kehidupan ini memiliki dua sisi, demikian pula respon orang terhadap fitnah, ada yang percaya tetapi ada pula yang tidak. Karena semua itu tergantung dari sisi mana orang merespon dan siapa yang merespon. Jadi, Anda tidak perlu berharap bahwa semua orang percaya kepada Anda. Cukup katakan, “Please, believe it or not!” dan tetaplah fokus kepada apa yang Anda kerjakan. Jangan biarkan kelakuan si tukang fitnah menghambat kemajuan hidup Anda. Karena seiring dengan berjalannya waktu kekuatan fitnah itu akan memudar dengan sendirinya dan kebenaran pun akan datang. Dan si tukang fitnah itu pun akan menuai hasil perbuatannya sendiri sebab apa yang diperbuat oleh manusia itu seperti bumerang, akan kembali kepada dirinya sendiri.


Baca Juga:

Bahaya Sifat Iri dan Dengki

Views: 1104

Leave a Reply