Si tukang usil alias orang yang sangat suka mencampuri urusan orang lain tidak perlu Anda risaukan, karena permasalahannya jelas tidak terletak pada diri Anda. Permasalahan sebenarnya justru terletak pada diri si tukang usil tersebut. Si tukang usil ini biasanya memiliki persoalan dengan kehidupan pribadinya, bisa dengan kehidupan rumah tangganya, hubungan dengan keluarga, atau kondisi karirnya. Pendek kata, kehidupan pribadi si tukang usil ini biasanya tidak seimbang, sehingga cenderung mencari pelampiasan atas ketidakbahagiaannya kepada kehidupan orang lain.
Contohnya, si tukang usil kehidupannya tidak bahagia kemudian melihat Anda bahagia. Maka timbulah rasa tidak rela dalam dirinya melihat kehidupan Anda yang bahagia, sehingga dia kemudian senang sekali mencari tahu urusan Anda sambil berharap menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan pada diri Anda. Sehingga, kalau kemudian dia menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan itu, dia akan merasa senang karena ternyata kondisi Anda sama dengan dia, yaitu tidak bahagia. Tetapi, kalau dia tidak menemukannya, karena kehidupan Anda memang damai dan bahagia, dia akan semakin frustasi, sehingga semakin ingin tahu dan mencampuri urusan Anda. Perilaku usil dengan kehidupan orang lain ini merupakan salah satu tanda jiwa yang tidak sehat dan kalau tidak segera dikendalikan bisa berkembang menjadi penyakit kejiwaan lain, yaitu perilaku senang menjelek-jelekkan orang lain dan senang pula memfitnah orang lain. Silakan baca: Hari Kesehatan Jiwa: Dignity in Mental Health.
Secara alami, ketika seseorang merasa puas dan bahagia dengan kehidupannya, maka dia akan sibuk dengan kebahagiaan dan kedamaiannya sendiri sehingga tidak akan tertarik mengurusi kehidupan orang lain, pun juga tidak akan tertarik untuk mencari tahu bagaimana kehidupan orang lain, serta tidak akan tertarik pula untuk membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain.
Selain itu, ketidakseimbangan orang berperilaku usil ini biasanya berkaitan dengan energi dan waktu. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki terlalu banyak waktu luang dan tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan, tetapi sebenarnya ingin terlihat sibuk. Intinya, golongan tukang usil ini sebenarnya ingin mendapatkan apresiasi dan pengakuan diri, tetapi caranya salah. Ia menyalurkan energinya dengan cara mencampuri urusan orang lain, bergosip, memantau aktivitas orang lain, mematai-matai gerak-gerik orang lain seperti seorang detektif, dan berbagai kegiatan lain yang cenderung meng-usili orang lain.
Salah satu cara efektif untuk menghadapi si tukang usil adalah dengan menjaga jarak tetapi tetap bersikap baik. Sebisa mungkin Anda harus membatasi hubungan dengan orang-orang seperti ini.
Salah satu cara efektif untuk menghadapi si tukang usil adalah dengan menjaga jarak tetapi tetap bersikap baik. Sebisa mungkin Anda harus membatasi hubungan dengan orang-orang seperti ini. Misalnya, usahakan agar tidak sampai terlibat pembicaraan yang lama atau intens dengan mereka. Kalau sekedar menyapa dan bertanya kabar sekilas saja ketika berpapasan, itu tidak jadi soal. Tetapi, kalau sampai mengobrol dan bertukar pikiran, ini pantangan besar.
Kemudian kalau mereka meminta bantuan, ingat pedomannya. Anda boleh membantunya sepanjang hal itu tidak menyusahkan diri Anda baik saat sekarang maupun nanti. Jadi, silakan Anda membantunya, tetapi hanya sebatas kemampuan Anda, tidak perlu berlebihan, apalagi berlagak seperti malaikat. Karena sekecil apapun bantuan Anda, kalau dia merasa pernah Anda bantu, maka dia akan sungkan untuk meng-usili Anda.Selain itu Anda tetap harus bersikap baik kepada mereka. Karena biasanya dengan cara seperti ini si tukang usil ini akan sungkan untuk mencampuri urusan Anda secara terang-terangan. Usahakan untuk menyapa dan tersenyum lebih dahulu kalau kebetulan berpapasan. Kalau dia bertanya ini itu kepada Anda, jawab saja seperlunya dengan jawaban yang menutup, tetapi tetap ramah, dan jangan memancing pertanyaan lebih jauh. Misalnya, dia bertanya, “Kabarnya Anda habis berlibur ke Swiss ya?”, maka jawab saja “Iya atau tidak.”. Cukup! Anda tidak perlu bertanya lebih jauh kepadanya, seperti dari mana dia tahu Anda berlibur, dan lain-lain. Hal itu malah akan membuka kesempatan bagi si usil untuk mencampuri urusan Anda. Yang penting ekspresi Anda tetap ramah, itu sudah cukup. Intinya, sebaiknya Anda benar-benar menjaga jarak dalam bergaul dengan si tukang usil ini.
Sebaliknya, sebisa mungkin hindari meminta bantuan darinya kalau tidak benar-benar terpaksa.
Sebaliknya, sebisa mungkin hindari meminta bantuan darinya. Kalau misalnya Anda memiliki 100 orang yang Anda kenal, tempatkan saja golongan tukang usil seperti ini pada ururtan ke-100 dari orang-orang yang akan Anda mintai bantuan atau pertolongan. Intinya, kalau keadaan Anda benar-benar tidak terpaksa, sebaiknya cari orang lain. Karena dengan menghindari meminta bantuan kepadanya, berarti Anda sudah menutup salah satu kesempatannya untuk meng-usili Anda.
Demikian pula kalau Anda punya sedikit barang yang hendak Anda bagi, berikan juga untuk si tukang usil ini. Karena semakin banyak Anda berbuat kebaikan kepadanya, dan tidak memberinya kesempatan untuk membalas kebaikan Anda, maka dia akan semakin sungkan meng-usili Anda. Pendek kata, untuk bergaul dengan si tukang usil ini, Anda harus benar-benar menerapkan prinsip menjaga jarak tetapi tetap bersikap dan berbuat baik kepadanya, untuk mengerem aktivitas ke-usilan-nya kepada Anda; tetapi hindari meminta bantuan atau pertolongan darinya kalau tidak benar-benar terpaksa. Semoga Bermanfaat!
Views: 1259